Rabu, 20 Mei 2015

TENTANG KESEHATAN ALAT REPRODUKSI

TUGAS MAKALAH BIOLOGI
TENTANG KESEHATAN ALAT REPRODUKSI

KELOMPOK 3 :
Oleh Siswa
1) CINDY FRATIWI
2) ISTIANI                        
3) KHAIRANNI
4) MAUTINA
5) NORMININGSIH
6) SUNDARI
KELAS XI IPA 2

SMA NEGERI 8 BANJARMASIN TAHUN 2014


Makalah Kesehatan Alat Reproduksi Manusia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
      kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yan
1.2 RUMUSAN MASALAH
   Rumusan masalah yang kami angkat yaitu Faktor yang mempengaruhi kesehatan reproduksi dan aspek yang dikaji tiap tahap kehidupan baik fisik maupun psikologis
      1.3 TUJUAN Penulisan
     Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pentingnya informasi kesehatan reproduksi
1. Tujuan Umum
     Mengetahui bagaimana cara penanganan pada. kesehatan reproduksi dan aspek yang dikaji tiap tahap kehidupan baik fisik maupun psikologis
2. Tujuan Khusus
    a. untuk mengetahui kajian apa saja yang ada dalam kesehatan reproduksi.


BAB II
PEMBAHASAN
1. KESEHATAN REPRODUKSI
Pengertian kesehatan reproduksi
 adalah suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Pengertian kesehatan reproduksi
ini mencakup tentang hal-hal sebagai berikut:
1) Hak seseorang untuk dapat memperoleh kehidupan seksual yang aman dan memuaskan serta         mempunyai kapasitas untuk bereproduksi;
2) Kebebasan untuk memutuskan bilamana atau seberapa banyak melakukannya;
3) Hak dari laki-laki dan perempuan untuk memperoleh informasi serta memperoleh aksebilitas yang aman, efektif, terjangkau baik secara ekonomi maupun kultural;
4) Hak untuk mendapatkan tingkat pelayanan kesehatan yang memadai sehingga perempuan mempunyai kesempatan untuk menjalani proses kehamilan secara aman.
Kesehatan Reproduksi Remaja dan faktor yang mempengaruhi
   Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi


kesehatan reproduksi yaitu :
1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil).
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain, disebut
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membeli kebebasannya secara materi, disebut
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual, disebut



TUMBUH KEMBANG REMAJA.
Masa remaja dibedakan dalam :
1. Masa remaja awal, 10 – 13 tahun.
2. Masa remaja tengah, 14 – 16 tahun.
3. Masa remaja akhir, 17 – 19 tahun.

Pertumbuhan fisik pada remaja perempuan
1. Mulai menstruasi.
2. Payudara dan pantat membesar.
3. Indung telur membesar.
4. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.
5. Vagina mengeluarkan cairan.
6. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.
7. Tubuh bertambah tinggi.
Perubahan fisik yang terjadi pada remaja laki-laki :
1. Terjadi perubahan suara mejadi besar dan mantap.
2. Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin.
3. Tumbuh kumis.
4. Mengalami mimpi basah.
5. Tumbuh jakun.
6. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang.
7. Penis dan buah zakar membesar.
Perubahan psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab, yaitu :
1. Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya.
2. Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua.
3. Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri.
4. Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung pada kelompoknya.
Hal tersebut diatas menyebabkan remaja menjadi lebih mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif dari lingkungan barunya.
2. ASPEK YANG DIKAJI TIAP TAHAP KEHIDUPAN BAIK FISIK MAUPUN PSIKOLOGIS
A . PERUBAHAN PSIKIS/ FISIK REMAJA
Dampak Pertumbuhan Fisik terhadap Kondisi Psikologis Remaja
Pertumbuhan fisik yang sangat pesat pada masa remaja awal ternyata berdampak pada kondisi psikologis remaja, baik putri maupun putra. Canggung, malu, kecewa, dll. adalah perasaan yang umumnya muncul pada saat itu.
2.1.1 Gangguan Sistem Reproduksi Pria
2.1.1 Prostatitis
          Prostatitis adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan peradangan (-itis) prostate.
Hipertropi prostat adalah pertumbuhan yang progresif dan kelenjar prostat sebagai akibat dan proses penuaan pembesaran prostat ini dapat mengakibatkan obstruksi saluran kemih (Thomson, 1993: 1997).
Benigna prostat hipertropi adalah tumor jinak dan kelenjar prostat bagian paling dalam (medial prostat) membesar oleh karena pembesaran ke arah tepi-tepi menimbulkan penyempitan uretra. Pembesaran tersebut dapat menyebabkan dorongan sampai ke arah basis vesika urinaria.
Penyebab dari Prostatitis
       Prostatitis adalah infeksi dari prostate yang seringkali disebabkan oleh beberapa dari bakteri-bakteri yang menyebabkan infeksi-infeksi kantong kemih. Ini termasuk E. coli, Klebsiella, dan Proteus.
Penyebab secara pasti pada hipertropi prostat benigna belum jelas tetapi ada dugaan oleh faktor penuaan atau bertambahnya usia (> 50 tahun) akan terjadi perubahan keseimbangan testosteron karena produksi testosteron menurun dan terjadi konveksi testosteron menjadi esterogen pada jaringan adipose di perifer.


Gambar penyakit Prostatitis

Tanda/Gejala-Gejala Dari Prostatitis
•               Kesulitan-kesulitan dengan ejakulasi.
•               Disfungsi ereksi.
•               Biasanya ada urgensi.
•               Frekwensi dari membuang air kecil.
•               Dysuria (kencing yang menyakitkan atau sulit).
•               Demam.
 2.1.2 Epididimitis
           Epididimitis adalah suatu kondisi medis yang dalam hal ini terdapat peradangan pada epididimis (suatu struktur melengkung di bagian belakang testis tempat penyimpanan sperma yang sudah dewasa.
Penyebab dari Epididimitis
 Penyebab paling umum epididimitis adalah infeksi. Pada pria yang aktif secara seksual (sering berganti-ganti pasangan seksual), Chlamydia trachomatis adalah mikroba penyebab yang paling sering, diikuti oleh E. coli dan Neisseria gonorrhoeae.
Tanda dan gejala dari Epididymitis
•    Epididimitis biasanya menimbulkan rasa sakit yang menyerang secara bertahap seperti nyeri pada testis atau epididimis.
•               Testis mungkin menjadi hangat dan / atau merah.
•               Darah di dalam air mani (hemospermia)
•               Demam
•               Ejakulasi yang menyakitkan
•               Nyeri pada testis
•               Nyeri saat buang air kecil (disuria)
•               Sebuah benjolan atau gumpalan di testis


2.1.3 Hipogonadisme


          Hipogonadisme adalah kondisi pada pria dimana testis tidak dapat memproduksi hormon testosteron yang memadai. Hipogonadisme bisa dialami sejak janin berkembang di perut, sebelum masa puber, atau saat dewasa.
Hipogonadisme dibagi menjadi dua jenis, yaitu hipogonadisme primer dan hipogonadisme sekunder. Pada hipogonadisme primer testis mengalami kelainan, kadar testoteron rendah disertai meningkatnya hormon gonadotropik. Kondisi ini disebut dengan hipogonadotropik-hipogonadisme.
Sementara pada hipogonadisme sekunder, kelenjar hipofisis di otak yang mengalami gangguan. Pada kasus ini kadar hormon testosteron dan hormon gonadotropik berada pada tingkat yang rendah. Kondisi ini disebut hipogonadisme-hipogonadotropik.
 Penyebab Hipogonadisme
•               Infeksi pada testis
•               Trauma pada testis akibat dikebiri atau kecelakaan
•               Sindrom Klinefelter
•               Pengobatan kanker
•               Radang buah zakar
•               Hemokromatosis
•               Sindrom Kallman
•               HIV/AIDS
•               Penuaan
•               Obesitas
•               Tumor
Tanda dan gejala  dari Hipogonadisme
Hipogonadisme yang terjadi selama perkembangan janin
•               Pada pria alat kelaminnya berbentuk kurang sempurna.
•               Alat kelamin tidak jelas antara wanita atau pria.
Hipogonadisme yang terjadi saat puber
•               Suara kurang mendalam
•               Massa otot menurun
•               Pertumbuhan penis dan testikel terganggu
Hipogonadisme yang terjadi saat dewasa
•               Mandul
•               Disfungsi ereksi
•               Kelelahan
•               Penurunan gairah seksual
2.1.4  Impotensi
            Impotensi adalah suatu gangguan seksual yang ditandai dengan gejala ketidakmampuan penderita dalam mempertahankan tingkat ereksi penis untuk berlangsungnya hubungan sex suami istri. Pria impotensi tidak dapat mempertahankan penis dari awal kegiatan hubungan seks suami istri sampai selesai.
Tingkat impotensi sangat bervariasi mulai dari ringan sampai berat, dikalangan medis lebih dikenal dengan Disfungsi Ereksi (DE), sedangkan impotensi adalah tingkat gangguan yang sangat berat, artinya hampir tak mempunyai kemampuan sama sekali untuk ereksi.
Penyebab  Impotensi
Impotensi dilihat dari penyebabnya dapat dikategorikan dalam beberapa kategori berikut :
•    Impotensi Organik.
Impotensi organik disebut juga impotensi esensial adalah suatu kondisi dimana penis penderita tidak pernah memiliki kemampuan berereksi.
•    Impotensi Fungsional.
Impotensi fungsional disebabkan karena faktor-faktor patologis atau penyakit seperti: komplikasi suatu penyakit (diabetes), pemakaian obat-obatan yang salah, pemakaian alkohol yang berlebihan atau juga sebagai akibat kegiatan merokok yang sangat kronis.
•     Impotensi Psikis.
Merupakan jenis impotensi yang paling sering ditemukan, penyebabnya adalah hal yang bersifat kejiwaan seperti: gangguan emosional, stress, perasaan jengkel pada pasangan, rendah diri, merasa disepelekan, bosan dengan rutinitas, perasaan takut, was-was, dan lain-lain.
Tanda dan Gejala dari Impotensi
         Impotensi merupakan penyakit yang sangat personal dan hanya bisa dirasakan oleh penderita bersama pasangannya saat melakukan hubungan seksual. Oleh karena itu, gejala-gejala akan terjadinya impotensi pun biasanya tidak diketahui. Kecuali, yang bersangkutan memeriksakan diri ke dokter. Dari anamnesis (wawancara terstruktur) dan pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter akan dapat diketahui adanya tanda dan gejala impotensi.
2.1.5 Gangguan Sistem Reproduksi Wanita
2.2.6  Kanker serviks
           Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
Kanker servik adalah pertumbuhan sel bersifat abnormal yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina) (Riono, 1999).
Kanker serviks ataupun lebih dikenali sebagai kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim /serviks yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. Pada penderita kanker serviks terdapat sekelompok jaringan yang tumbuh secara terus- menerus yang tidak terbatas, tidak terkoordinasi dan tidak berguna bagi tubuh, sehingga jaringan disekitarnya tidak dapat berfungsi dengan baik (Sarwono, 1996).


Gambar penyakit  Impotensi

Penyebab Kanker serviks
Penyebab utamanya adalah virus yang disebut Human Papilloma (HPV) yang dapat                                  menyebabkan kanker.
Tanda/gejala dari Kanker Serviks.
•   Pendarahan setelah senggama/berhubungan
•   Pendarahan spontan yang terjadi antara periode menstruasi rutin.
•   Timbulnya keputihan yang bercampur dengan darah dan berbau.
•    Nyeri panggul dan gangguan atau bahkan tidak bisa buang air kecil.
•    Nyeri ketika berhubungan seksual.
Vaginitis
       Vaginitis adalah infeksi pada vagina yang disebabkan oleh berbagai bakteri, parasit atau jamur (Manuaba,2001)
Vaginitis adalah infeksi yang terjadi pada vagina terjadi secara langsung pada vagina atau melalui perineum (Wikniosastro 1999)
 Penyebab dari Vaginitis
 Jamur
         Umumnya disebabkan oleh jamur candida albicans yang menyebabkan rasa gatal di sekitar vulva / vagina. Warna cairan keputihan akibat jamur berwarna putih kekuning-kuningan dengan bau yang khas.

 Bakteri
         Biasanya diakibatkan oleh bakteri gardnerella dan keputihannya disebut bacterial vaginosis dengan ciri-ciri cairannya encer dengan warna putih keabu-abuan beraroma amis. Keputihan akibat bakteri biasanya muncul saat kehamilan, gonta-ganti pasangan, penggunaan alat kb spiral atau iud dan lain sebagainya.
 Virus
        Keputihan yang diakibatkan oleh virus biasanya bawaan dari penyakit hiv/aids, condyloma, herpes dan lain-lain yang bisa memicu munculnya kanker rahim. Keputihan virus herpes menular dari hubungan seksual dengan gejala ada luka melepuh di sekeliling liang vagina dengan cairan gatal dan rasanya panas. Sedangkan condyloma memiliki ciri gejala ada banyak kutil tubuh dengan cairan yang bau yang sering menyerang ibu hamil
Parasit
       Keputihan akibat parasit diakibatkan oleh parasit trichomonas vaginalis yang menular dari kontak seks / hubungan seks dengan cairan yang berwarna kuning hijau kental dengan bau tidak enak dan berbusa. Kadang bisa gatal dan membuat iritasi. Parasit keputihan ini bisa menular lewat tukar-menukar peralatan mandi, pinjam-meninjam pakaian dalam, menduduki kloset yang terkontaminasi, dan lain sebagainya.

 Tanda dan Gejala :
  Pruritus vulvae
  Nyeri vagina yang hebat
•               Disuria eksterna dan interna
•               Rash pada vulva
•               Eritematosa
•               Sekret khas seperti keju lembut.
•               Secret banyak dan bau busuk
•               Edema vulva
•               Vagina berbau busuk dan amis
•               Perdarahan pervaginam
•               Dispareunia.

2.2.7  artolinitis
        Bartolinitis adalah Infeksi pada kelenjar bartolin atau bartolinitis juga dapat menimbulkan pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah.
Penyebab Bartolinitas
•               Virus : kondiloma akuminata dan herpes simpleks.
•               Jamur : kandida albikan.
•               Protozoa : amobiasis dan trikomoniasis.
•               Bakteri : neiseria gonore.
Tanda/Gejala Bartolitis
•     Pada vulva : perubahan warna kulit,membengkak, timbunan nanah dalam kelenjar, nyeri tekan.
•     Kelenjar bartolin membengkak,terasa nyeri sekali bila penderia berjalan atau duduk,juga dapat disertai demam
•      Kebanyakkan wanita dengan penderita ini dengan keluhan keputihan dan gatal, rasa sakit saat berhubungan dengan suami, rasa sakit saat buang air kecil, atau ada benjolan di sekitar alat kelamin.
•     Terdapat abses pada daerah kelamin
•     Pada pemeriksaan fisik ditemukan cairan mukoid berbau dan bercampur dengan darah.

2.2.7  Kista Ovarium
Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul  (Winkjosastro, et. all, 1999).
Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi ( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).
Kista  ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal, folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare. 2002 : 1556 ).
Panyebab Kista Ovarium
Gaya hidup tidak sehat.
•               Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
•               Zat tambahan pada makanan
•               Kurang olah raga
•               Terpapar denga polusi dan agen infeksius
•               Sering stress
Faktor genetik
         Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara lain :
•               menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
•               perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
•               nyeri saat bersenggama.
•               perdarahan.
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
•      Gangguan haid
•      Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
•      Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
•      Nyeri saat bersenggama.
Pada stadium lanjut :
•               Asites
•               Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta oran organ di dalam rongga perut (usus dan hati)
•               Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan,
•               Gangguan buang air besar dan kecil.
•               Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

2.3. Pengkajian.
2.3.1  Pola sehat sakit
Riwayat penyakit sekarang :  PQRST
Riwayat penyakit terdahulu : Apakah klien pernah atau sedang mengalami penyakit kelamin.
2.3.2   Pola aktivitas sehari – hari
         Nutrisi : Kaji pola nutrisi klien apakah klien mengalami mual, muntah atau anoreksia berhubungan dengan adanya rasa nyeri dan adanya inflamasi.
            EliminasiPerubahan pola eliminasi berkemih biasanya ; terjadi penurunan frekuensi / oliguri
              Istirahat / tidur
   Apakah klien mengalami gangguan tidur, keletihan, kelemasan, malaise dikarenakan adanya inflamasi dan adanya rasa nyeri.
    Apakah klien mengalami gangguan tidur karena ansietas / ketakutan terhadap penyakitnya
2.3.3      Riwayat psikologis
     Kaji bagaimana status emosi, gaya komunikasi, konsep diri, dan gambaran diri klien berhubungan dengan penyakit yang dideritanya.
2.3.4        Riwayat social ekonomi
     Pengkajian riwayat social ekonomi dapat memberikan sedikit gambaran penyakit klien. Misalnya yang suka berganti – ganti pasangan dapat mudah terkena uretritis karena ia mudah terkena penyakit kelamin.
               2.3.5    Riwayat kep
Fisiologis
         Apakah klien mempunyai kelainan/penyakit yang dapat menyebabkan gangguan dalam sistem reproduksi pria, misal; DM, PMS, Hipertensi, dll.
        Apakah klien mendapat pengobatan/pengetahuan tentang yang dapat mengganggu sistem reproduksi, misal : terapi obat antihipertensi dgn efek samping disfungsi ereksi, riwayat konsumsi alkohol dan perokok.
Perkembangan
Apakah klien beresiko tinggi karena usia atau situasi sosial, misal; lansia.
Psikologis
     Adanya masalah perilaku atau emosional yang dapat meningkatkan resiko gangguan pada sistem reproduksinya, Misal menyangkal adanya gejala PMS, disfungsi ereksi, depresi.
Sosial kultural
Adakah faktor sosial, budaya, finansial, atau pendidikan yg menempatkan klien pada peningkatan resiko atau mempengaruhi kemampuan untuk mematuhi arahan tenaga medis, Misal Klien hanya mampu memenuhi resep obat tingkat rendah tapi tidak mampu memenuhi resep dengan biaya yang lebihmahal.
Kelainan Sistem reproduksi :
    Sistem reproduksi dapat mengalami ganguan akibat penyakit atau kelainan.
Penyakit pada system reproduksi dapat disebabkan oleh kuman penyakit, factor genetik atau hormon.
Beberapa gangguan pada sistem reproduksi adalah sebagai berikut.
1. Vulvovaginitis
Vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva yang sering menimbulkan gejala keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan putih kehijauan dari vagina. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri  Gardnerella vaginalis. Dapat pula disebabkan oleh Protozoa, misalnya Trichomonas vaginalis atau oleh jamur Candida albicans.
2. Impotensi
Impotensi adalah ketidakmampuan mempertahankan ereksi penis. Impitensi dapat disebabkan oleh berbagai factor, antara lain gangguan produksi hormone testoteron, kelainan psikis, penyakit diabetes mellitus, kecanduan akohol, obat-obatan misalnya obat anti tekanan darah tinggi, dan gangguan system saraf.
3. Gonorea
Gonorea merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang selaput lender pada uretra, serviks, rectum, sendi, tulang, faring, dan mata.
4. Hipertropik Prostat
Hipertropik Prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang terjadi pada pria berusia diatas 50 tahun. Penyalit ini diduga berhubungan dengan penuaan dan proses perubahan hormone.
5. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan pada prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra. Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menyumbat uretra sehingga timbul rasa nyeri  dan sulit buang air kecil.
6. Infertilitas
Infertilitas adalah ketidakmampuan menghasilkan keturunan. Infertilitas ini dapat terjadi pada pria danwanita.
7. Kanker Serviks
Kanker Serviks (kanker leher rahim) banyak dialami wanita berusia 40-55 tahun. Diduga berhubungan erat dengan infeksi virus herpes simplex tipe dua dan human papilloma virus.
8. Sifilis
Sifilis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Infeksi terjadi pada organ kelamin bagian luar.
9. Non-Gonococcal Urethritis
Non-Gonococcal Urethritis meruapakan peradangan pada uretra dan serviks yang disebabakan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan Ureplasma urelyticum.
10. Herpes Genitalis
Herpes Genitalis adalah penyakit yang disebakan oleh virus herpes simplex tipe 2 yang menyerang kulit didaerah genital luar, anus dan vagina.


































Gambar penyakit kelainan sistem reproduksi












Kanker  ervikks                                                                               Vulvovaginatis

               


BAB III
PENUTUP

        A.    Kesimpulan
                Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental, sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/ hormonal yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan remaja serius karena timbuhnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya yaitu: hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & RIV-AIDS serta narkotika.
Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat. Harus ada keyakinan bersama bahwa membangun generasi penerus yang berkualitas perlu dimulai sejak anak, bahkan sejak dalam kandungan.
Pemberian informasi ini dengan tujuan meningkatkan pengetahuan yang pada gilirannya mampu memberikan pilihan kepada remaja untuk bertindak secara bertanggung jawab, baik kepada dirinya maupun keluarga dan masyarakat.
Reproduksi manusia secara vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara internal (di dalam tubuh), oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung fungsi tersebut. Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat reproduksi bagian dalam dan alat reproduksi bagian luar yang masing-masing alat reproduksi tersebut telah disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini.
  Untuk itu memiliki kelainan atau gangguan pada salah satu system Reproduksi dapat berakibat buruk pada kelangsungan hidup dan keturunan kita.
  Selain itu dalam makalah ini juga membahas sedikit tentang proses terjadinya dan penyebab kelainan dan gangguan system Reproduksi.
 3.2 Saran
3.2.1      Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat memahami dan mempelajari lebih dalam tentang sistem reproduksi pada manusia karena sistem reproduksi ini sangat penting bagi kelangsungan hidup agar tetap lestari.
 3.2.2      Diharapkan kepada pengajar materi ini agar bisa membimbing mahasiswa/i dengan baik agar mahasiswa/i dapat memahami dengan mudah tentang konsep materi ini. Dan yang paling penting adalah setelah mempelajari materi ini mahasiswa/i tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.

B. Saran
1. Perlu dibangun komitmen bersama antar elemen, baik pemerintah maupun masyarakat yang menetapkan kesehatan reproduksi remaja sebagai agenda/isu bersama dan penting.
2. Perlu pendekatan kepada pihak yang berkompeten dalam pembinaan remaja melalui pembekalan

DAFTAR PUSTAKA
Golinko, 1990. Kesehatan reproduksi remaja. E.r : jakarta
Http//: kespro.wanita.blogspot.com
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Winkjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Edisi 2. Hal 386-397. Jakarta : YBPSP
Daftar Pustaka
http://www.kesehatanreproduksi.com
http://www.kesrepro.info
http://www.drhandri.worpress.com







Tidak ada komentar:

Posting Komentar